Ada juga namanya cash flow, progress, S-Curve (kurva S), dan lain sebagainya yang menyangkut ke department atau bagian cost.
Kali ini kita akan membahas Menghitung Biaya Penyelesaian Proyek.
Biaya penyelsaian proyek ini berbeda dengan anggaran.
Setiap proyek perusahaan konstruksi, Project Manager jarang memikirkan
hal ini.
Kadang mereka terlalu fokus memikirkan proyek yang sedang
dikerjakan serta hutang-hutang perusahaan dan tagihan ke owner.
Tapi
Project Manager jarang melakukan evalusi antara progress, uang yang
sudah proyek terima, biaya yang sudah dikeluarkan, dan berapa total
yang sudah dibayarkan berdasarkan uang masuk.
Antara biaya dan uang yang sudah dikeluarkan itu berbeda.
Tapi kali ini kita bahas bertahap.
Biaya penyelesaian proyek adalah cost yang sudah berjalan,
yang akan dibuat dan dijalankan pada setiap bulannya berdasarkan sisa
uang yang diterima dan sisa uang yang akan dikeluarkan untuk proyek
tersebut.
Banyak perusahaan-perusahaan konstruksi sekarang yang
menggunakan uangnya itu gali lobang tutup lobang.
Misalkan nanti uang
pake uang proyek A dulu untuk proyek C, nanti uang proyek C diganti sama
uang proyek B.
Kejadian ini yang suka terlewat oleh kantor pusat bila
di proyek tidak membuat biaya penyelesaian proyek.
Saya ambil contoh.
Misalkan dalam cash flow sebelum proyek
dijalankan, hitungan proyek tersebut ada surplus 17 Milyar.
Seiring
berjalannya proyek, dikarenakan proyek tersebut uang digunakan oleh
proyek lain, apa yang akan terjadi dengan proyek tersebut?
Bila kita tidak membuat perhitungan ini, maka kita akan tetep bilang plus 17M.
Karena proyek merasa harus dikembalikan uangnya.
Tetapi hampir
semua perusahaan tidak bisa melakukannya.
Makanya, kita harus membuat
hal ini, agar kita tau bahwa sisa dibelakangnya cukup gak untuk membayar
hutang-hutang proyek tersebut.
Cara menghitungnya
1. Berapa progress yang sudah dihasilkan proyek.
2. Berapa uang yang sudah di terima proyek tersebut. Karena
progress dengan uang yang proyek terima itu berbeda. Bisa saja proyek
tersebut ada DPkan?
3. Berapa biaya yang sudah dikeluarkan berdasarkan progress.
4. Berapa uang yang sudah dikeluarkan untuk proyek
tersebut. Apakah uang yang sudah dikeluarkan sudah sesuai dengan uang
yang proyek tersebut terima.
Dari ke empat item tersebut, bila datanya sudah terkumpul, waktunya kita berdiskusi dengan team proyek untuk membuat sisa
kebutuhan biaya, sisa hutang, sisa uang masuk dan sisa progress kita.
Setelah kita mengetahui itu.
Maka kalian akan mengetahui proyek tersebut masih ada atau tidak sisa uangnya.
Berbeda dengan untung laba rugi ya kawan.
Ini namanya system Cost to Complete.
Saya gunakan cara ini, dan sangat berguna.
Jadi tidak akan
ada supplier-supplier atau subcont yang merasa hutangnya tidak terbayar
lewat dari jatuh tempo waktu mereka.
Kita akan bisa melihatnya..
Silahkan coba kawan.
No comments:
Post a Comment